Selamat Datang Di Website Resmi Pemerintah Desa Fajar Baru Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara

Artikel

Budidaya Hortikultura di Tengah Industri Kelapa Sawit Desa Fajar Baru

12 Juli 2024 22:20:54  Kelana UGM  129 Kali Dibaca  Kajian

Program transmigrasi yang dilakukan oleh pemerintah pada tahun 1981 membuka peluang industri baru di kawasan yang sebelumnya hanya hutan belantara. Terdapat pembukaan kebun karet dan kelapa sawit secara masif di Daerah Bengkulu. Oleh karena itu, komoditas pertanian yang diproduksi di daerah transmigrasi didominasi oleh komoditas tanaman tahunan sedangkan budidaya komoditas hortikultura masih cukup jarang ditemukan meskipun pada awalnya komoditas yang diusahakan oleh petani transmigran cukup beragam.

Masyarakat transmigrasi yang dipindahkan ke Kawasan Transmigrasi Lagita pada awalnya membuka lahan menjadi lahan pertanian dengan komoditas yang sangat beragam baik tanaman tahunan maupun semusim. Menurut keterangan para warga yang bertransmigrasi sejak tahun 1981, jenis komoditas yang diusahakan pada saat itu meliputi komoditas kopi, durian, kelengkeng, dan sayuran hortikultura.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai beralih untuk mengusahakan komoditas karet dan kelapa sawit ketika tanaman tersebut didesiminasikan secara masif ke daerah luar Jawa dalam rangka peningkatan produksi karet dan kelapa sawit yang telah dicanangkan pemerintah.

Terdapat pembukaan lahan karet dan kelapa sawit serta peralihan lahan pertanian hortikultura secara masif.

Industri karet dan kelapa sawit yang mendominasi kegiatan perekonomian di Kawasan Transmigrasi Lagita memunculkan aglomerasi ekonomi atau percepatan pembangunan ekonomi akibat aksesibilitas yang terjangkau karena dominasi komoditas tertentu pada suatu kawasan (Eriandy, 2021).

Keadaan tersebut menyebabkan daya saing komoditas karet dan kelapa sawit menjadi berdaya saing tinggi karena memiliki keunggulan kompetitif. Harga produk karet dan kelapa sawit dapat ditekan menjadi cukup murah karena produksinya yang efisien.

Komoditas tanaman tahunan seperti karet dan kelapa sawit mendominasi pangsa pasar sektor pangan di daerah transmigrasi, sedangkan tanaman hortikultura cukup jarang ditemukan pada Kawasan Transmigrasi Lagita.

Suplai komoditas tanaman hortikultura yang tidak dapat dipenuhi oleh daerah tersebut karena bukan merupakan sektor basisnya menyebabkan harga sayuran menjadi cukup tinggi.

Menurut Salim, salah satu warga yang menanam tanaman hortikultura di pekarangan rumahnya, harga sayur di daerah tersebut terjaga stabil pada rentang harga yang tinggi dalam jangka waktu yang lama.

Tantangan ini membuka peluang besar untuk pengembangan budidaya hortikultura melalui sistem tumpang sari dengan kelapa sawit. Pola tanam tumpangsari pada tanaman hortikultura akan meningkatkan diversitas dan stabilitas ekosistem pertanian, meningkatkan pendapatan petani, mengurangi erosi tanah dan mengurangi investasi hama dan penyakit tanaman (Kuvaini, 2022).

Teknik tersebut memungkinkan petani untuk menanam berbagai sayuran, buah-buahan, dan tanaman obat di antara barisan kelapa sawit muda, sehingga mengoptimalkan penggunaan lahan sekaligus mempertahankan keanekaragaman hayati.

Selain itu, sistem tumpang sari ini dapat meningkatkan pendapatan petani secara signifikan. Dengan perencanaan agronomis yang tepat dan pemilihan varietas tanaman hortikultura yang sesuai, tumpang sari hortikultura, dan kelapa sawit dapat menjadi strategi inovatif untuk mengatasi penurunan produksi hortikultura di Bengkulu Utara, sambil tetap mendukung ekspansi industri kelapa sawit.

Sudiran, seorang petani di Bengkulu, telah memanfaatkan lahan kelapa sawit belum menghasilkan (TBM) dengan menanam semangka sebagai tanaman tumpang sari. Inisiatif ini tidak hanya mengoptimalkan penggunaan lahan yang belum produktif, tetapi juga memberikan sumber pendapatan tambahan.

Dengan menanam semangka di antara barisan kelapa sawit muda, Sudiran berhasil memanfaatkan lahan yang tersedia secara efisien. Selain itu, metode tumpang sari ini membantu menjaga kesuburan tanah dan mengurangi gulma secara alami. Didukung dengan kondisi tanah yang ternyata sangat sesuai untuk budidaya semangka, usaha tersebut memiliki prospek cerah untuk diterapkan lebih luas oleh petani di Bengkulu.

Keberhasilan Sudiran menunjukkan bahwa kombinasi antara kelapa sawit dan semangka yang menggunakan sistem tumpang sari dapat menjadi solusi inovatif untuk meningkatkan produktivitas lahan dan kesejahteraan petani, sekaligus mendukung keberlanjutan agrikultur di wilayah Bengkulu Utara, khususnya desa Fajar Baru.

Sumber Referensi:

  • Eriandy, F. M. (2021). Analisis Aglomerasi Pada Koridor Ekonomi di Indonesia. Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Manajemen20(2): 134-159.
  • Kuvaini, A., Vira I. S., Doly S. (2022). Implementasi Model Tumpang Sari Kelapa Sawit dan Semangka di Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Bagan Sinembah Rokan Hilir Riau. Jurnal Citra Widya Edukasi, 14(1): 1-12.

* Artikel ini disadur dari goodnewsfromindonesia.id

Kirim Komentar


Nama
No. Hp
E-mail
Isi Pesan
  CAPTCHA Image  
 

 Aparatur Desa

 Peta Wilayah Desa

 Peta Lokasi Kantor


Kantor Desa
Alamat : JL. JEND. SUDIRMAN, RT 9, RW 5, DS. FAJAR BARU, KEC. KETAHUN, KAB. BENGKULU UTARA, BENGKULU
Desa : FAJAR BARU
Kecamatan : KETAHUN
Kabupaten : Bengkulu Utara
Kodepos : 38361
Telepon : 082282840000
Email : ds.fajarbaru@gmail.com

 Statistik Pengunjung

  • Hari ini:37
    Kemarin:178
    Total Pengunjung:26.046
    Sistem Operasi:Unknown Platform
    IP Address:18.117.101.7
    Browser:Mozilla 5.0